Polsek Tasifeto Barat bersama Unit Identifikasi Olah TKP Penemuan Mayat di Hutan Atona Laloran
Aparat Polsek Tasifeto Barat bersama tim identifikasi Sat Reskrim Polres Belu, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penemuan sesosok mayat pria, di hutan Atona Laloran, dusun Kimbana B, desa Bakustulama, kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu,jumat (2/9/2022).
Aloysius Taek (69 tahun) seorang pensiunan guru warga dusun Kimbana B, ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tidur menyamping kanan atau Telungkup di bawah tanah.
Kapolres Belu AKBP Yosep Krisbiyanto, S.I.K melalui Kapolsek Tasifeto Barat IPDA Sam Ihim, menjelaskan, menurut keterangan dari Winda Taek (26) anak kandung korban, sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sebelumnya meninggalkan rumah tanpa pamit atau memberitahukan kemana perginya.
Karena tak kunjung pulang kerumah, lanjut Kapolsek Tasifeto Barat, saksi Winda Taek yang berprofesi sebagai Guru PAUD kemudian mengajak warga sekitar rumahnya untuk bersama-sama mencari ayah kandungnya.
"Menurut keterangan anaknya, saat bangun pagi sekitar 06.30 wita diirinya mencari ayahnya di kamar namun tidak ada. Karena pikirnya biasa-biasa saja, saksi kemudian berangkat ke sekolah untuk mengajar"terang Kapolsek, IPDA Sam.
"Setelah pulang dari mengajar, saksi ini heran ayahnya belum kunjung kembali kerumah. Akhirnya saksi mencoba mencari ayahnya hingga ke sekitaran hutan Atona Laloran. Putus asa belum juga ketemu, saksi kembali kerumah dan kemudian mengajak tetangganya dan sejumlah masyarakat sekitar untuk bersama-sama mencari ayahnya"tambah Kapolsek.
Lebih lanjut, Kapolsek Tasifeto Barat menuturkan, Korban pertama kali di temukan oleh Maksi Ati, (54) yang kemudian berlari memberitahukan kepada anak kandung korban dan warga yang ikut dalam pencarian tersebut.
"Saat diberitakan hilang, banyak warga ikut mencari korban di seputaran hutan dan yang pertama kali menemukan korban yakni bapak Maksi Ati yang saat itu ikut bersama-sama warga lainnya mencari keberadaan korban"jelas Kapolsek.
"Korban ditemukan hari itu juga sekitar pukul 15.00 wita. Saat ditemukan, korban dalam kondisi sudah meninggal dunia dengan posisi jasad tidur menyamping kanan atau Terlungkup di bawah tanah. Dan disekitar korban ditemukan atau didapat sebatang kayu kering, parang, topi dan Handuk serta daun gewang"pungkas Kapolsek.
Mendapat laporan warga, pihaknya bersama unit identifikasi Polres langsung turun mengamankan dan mengolah TKP yang kemudian mengevakuasi jasad korban ke rumah sakit Marianum Halulilik.
“Usai menerima laporan, Saya langsung menghubungi unit identifikasi dan kemudia kami bersama-sama menuju ke TKP. Setelah mengamankan dan melakukan olah TKP, korban kemudian langsung kita evakuasi ke rumah sakit Marianum Halilulik" terang Kapolsek Tasifeto Barat.
"Sekitar pukul 18.20 wita, korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis dan memastikan apa penyebab kematian korban. Dari hasil pemeriksaan dr. Yonisius, didapati luka lecet di lutut kanan, luka lecet di bagian kepala sebelah kanan"terang Kapolsek.
"Sehingga disimpulkan kalau dari luka - luka tersebut tidak menyebabkan matinya seseorang. Artinya korban ini diduga meninggal dunia karena ada penyakit lain karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.Dan dari keterangan keluarga juga bahwasanya korban memiliki riwayat penyakit jantung, Darah Tinggi dan Gula"tambah Kapolsek.
Atas hasil visum tersebut lanjut Kapolsek Tasifeto Barat, pihak keluarga selanjutnya menolak untuk dilakukan proses otopsi dan menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah.
"Dari keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi dan tidak menuntut untuk proses lanjut. Dan itu dipastikan mereka dengan membuat surat pernyataan penolakkan otopsi Mayat yang ditandatangani oleh pihak keluarga"ungkap Kapolsek.
"Mereka (keluarga) mengatakan menerima dengan ikhlas kepergian Almarhum dan menerima kematian korban sebagai musibah. Saat ini jenazah sudah di semayamkan di rumah duka” tutup Kapolsek.