Tak Kenal Hari Libur, Bhabinkamtibmas Polres Belu, AIPDA Apsalom Turun Mediasi Kasus Penganiayaan di Wilayah Binaannya

Tak Kenal Hari Libur, Bhabinkamtibmas Polres Belu, AIPDA Apsalom Turun Mediasi Kasus Penganiayaan di Wilayah Binaannya

Hari libur biasanya dimanfaatkan sebagian masyarakat dengan berekreasi ataupun menghabiskan waktu bersama keluarga dirumah.

Tidak demikian yang dilakukan anggota Bhabinkamtibmas Polres Belu, AIPDA Apsalom O. M. Mnune, yang pada minggu (4/12/2022) melakukan mediasi kasus penganiayaan di wilayah binaannya tepatnya di Asuulun, RT 11/RW 04, kelurahan Fatukbot, kecamatan Atambua Selatan, kabupaten Belu.

Mediasi yang berlangsung minggu siang pukul 13.30 WITA, digelar di kediaman ketua RT.11 ini yang dihadiri Lurah Fatuktbot, ketua RW 04 , ketua RT 11 yang juga ketua suku Manesanulu, ketua RT 10, ketua adat Manehart, Bhabinkamtibmas, AIPDA Apsalom, serta kedua belah pihak yang bertikai.

Setelah dilakukan mediasi, kedua belah pihak yang bertikai sepakat berdamai secara adat tanpa paksaan dari pihak manapun.

Raimundus Atok (36) pada proses mediasi tersebut, menyesal dan mengakui kesalahan atas perbuatannya kepada korban Andreas Handri Hale (25) yang terjadi pada kamis (1/12/2022).

Sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam surat pernyataan, Raimundus Atok, menyerahkan denda adat kepada pihak pertama atau korban Andreas Handri Hale berupa 1 ekor ayam, 2 botol bir dan uang sebesar Rp.500 ribu.

"Dalam mediasi ini, keduanya sepakat berdamai dan disini tidak ada paksaan dari pihak manapun. Pelaku berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama kepada korban maupun kepada orang lain. Kalau sampai mengulangi kesalahannya, maka proses hukumlah yang akan ditempuh. Itu yang Kita tekankan kepada pelaku"ungkap Bhabin.

Kepada Humas, AIPDA Apsalom menuturkan, kasus tersebut terjadi berawal dari cek-cok atau adu mulut antar keduanya sehingga berujung pada perkelahian.

"Ceritanya pada malam kejadian sekitar pukul 19.00 wita, keduanya menghadiri acara kematian di dekat rumah mereka. Sambil mengkosumsi alkohol, keduanya membahas bola. Nah, dari situ awal terjadi penganiayaan karena saling beradu mulut, membela negara yang sedang bertanding di piala dunia tahun ini"jelas AIPDA Apsalom kepada Humas.

"Korban dipukul sama pelaku sampai luka memar di bibir dan dagu. Tidak terima akhirnya korban melapor ke ketua RT dan Saya selaku Bhabin di wilayah Fatukbot. Setelah Saya sama pak RT berunding, akhirnya kami juga mengundang lurah dan tokoh adat untuk mempertemukan mereka dan dilakukan mediasi hari ini"pungkas Bhabinkamtibmas Fatukbot ini.