Jaga Kesehatan, Jauhi Sifat Hedonisme dan Flexing Menjadi Penekanan Penting Kapolres Belu kepada Anggota dan ASN Polri

Guna memeriksa kesiapan personel menjelang aktivitas tugas harian, Kapolres Belu AKBP I Gede Eka Putra Astawa, S.H., S.I.K, mengambil apel jam pimpinan, selasa (30/9/25) pukul 07.30 wita.
Dalam sambutannya, Kapolres Belu menegaskan kembali arahan yang disampaikan berupa penekanan-penekanan dari pimpinan mulai dari Kapolri, Kapolda NTT hingga para Pejabat Utama Polda NTT.
Sebagai point pertama dalam arahannya, Kapolres Belu berpesan kepada Para Perwira, Brigadir dan ASN yang hadir untuk menjaga kesehatan mengingat tantangan tugas kedepan akan semakin berat dan kompleks.
"Rekan-rekan sekalian, mari kita ingat kembali pentingnya menjaga kesehatan. Bukan hanya sekadar jargon, tetapi harus diwujudkan dengan usaha nyata. Banyak rekan kita yang mengalami sakit menahun, bahkan ada yang disebabkan oleh pola hidup yang kurang baik, seperti diabetes dan hipertensi. Kedua penyakit ini sering timbul karena kebiasaan yang salah, termasuk pola makan dan gaya hidup"tutur Kapolres Belu.
"Saat masih muda mungkin tubuh terasa kuat, tetapi organ tubuh juga memiliki masa pakai, sama seperti kendaraan. Kalau dirawat dengan baik tentu akan lebih lama bertahan, tetapi jika diabaikan, cepat rusak. Karena itu, mari kita rawat diri kita dengan olahraga teratur, menjaga pola makan, serta mengurangi kebiasaan yang merugikan kesehatan. Saya senang melihat rekan-rekan yang rajin ikut olahraga, baik di hari Jumat maupun di waktu sore. Tubuh harus digerakkan, jangan hanya duduk terlalu lama karena itu bisa menjadi beban bagi kesehatan kita sendiri"tambahnya.
Masih dalam arahan di jam Pimpinan, Kapolres Belu menekankan kembali arahan dari pimpinan Polri melalui posko Presisi terkait transformasi Polri terkait dinamika tugas yang semakin kompleks sehingga menuntut perubahan yang nyata, termasuk dalam cara menghadapi masyarakat.
"Beberapa waktu lalu, dalam forum diskusi bersama para pengamat dan akademisi, disoroti tentang bagaimana Polri mengamankan aksi unjuk rasa. Tuntutannya jelas: kita harus bisa menjaga keamanan tanpa menimbulkan korban dari masyarakat"tutur Kapolres Belu.
"Namun di sisi lain, tidak sedikit juga kita yang menjadi korban dari aksi anarkis perusuh hukan pendemo. Perlu dibedakan antara demonstran yang menyampaikan aspirasi dengan cara yang benar dan perusuh yang memang melakukan tindakan kekerasan"tambahnya.
Masih dalam arahannya, Kapolres Belu mengimbau anggotanya untuk hidup sederhana dengan menjauhi gaya hidup hedonisme ( kesenangan berlebihan) dan flexing di media sosial agar dapat menjadi teladan yang baik bagi masyarakat serta membangun kepercayaan publik.
Larangan ini tambah Kapolres Belu agar personel Polri menjaga integritas dan menunjukkan bahwa tugas serta tanggung jawab mereka lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.
"Kita sebagai anggota Polri adalah abdi negara sekaligus pejabat publik. Karena itu, perilaku yang memamerkan kekayaan, baik secara langsung maupun flexing di media sosial, harus dihindari. Memamerkan barang-barang mewah, kendaraan, liburan ke luar negeri atau hal berlebihan lainnya, sekalipun barang itu milik sendiri, ketika dipamerkan bisa menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat"ungkap Kapolres Belu.
"Apalagi jika tidak sesuai dengan pendapatan seorang anggota Polri, maka akan menimbulkan kecurigaan, bahkan bisa dijadikan senjata oleh pihak yang tidak suka dengan institusi kita. Oleh sebab itu, mari kita hidup sederhana, sesuai kemampuan dan gaji yang kita terima. Jangan mencari pengakuan dari harta atau kemewahan, melainkan dari pelayanan yang kita berikan kepada masyarakat"tambah Kapolres Belu.