Tribratanewsbelu.com-Polda NTT,
Masyarakat sekitar pantai Raikatar Atapupu, desa Jenilu, kec. Kakuluk Mesak, Kab. Belu, jumat (8/9/17) pagi, dihebohkan dengan penemuan mayat laki-laki berinisial OTA (23 tahun), yang mengapung di laut Atapupu.
Kapolres Belu AKBP Yandri Irsan, SH, SIK, M.Si melalui Kasat Reskrim Polres Belu IPTU
Jemy Oktovianus Noke
, SH, saat di konfirmasi Humas menjelaskan, korban pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan bernama Orlando, yang saat itu sedang turun melaut.
Anggota Polsek Kakuluk Mesak dan Sat Pol Air Polres Belu yang mendapat informasi dari masyarakat, langsung mengevakuasi korban dari tengah laut dan selanjutnya di bawa ke RSUD Atambua.
“Mayat korban ditemukan sekitar pukul 08. 30 wita. Karena posisi ditengah laut, evakuasi mayat kita lakukan dengan bantuan kapal dari Sat Pol Air. Sampai didarat, anggota langsung membawa jasad korban ke RSUD Atambua ” jelas Kasat Reskrim.
Sebelum kejadian tersebut, korban bersama 2 orang temannya bernama Dominggus Loes dan Daniel, pada hari kamis (7/9/17) malam, sedang menyuluh ikan di tengah laut yang kala itu sedang surut.
Ketika air sudah mulai pasang, korban tetap berada ditengah laut sementara kedua temannya Dominggos dan Daniel kembali ke pesisir pantai Raikatar.
"Ceritanya mereka sama-sama menyuluh ikan di air yang surut. Saat air mulai pasang, korban menyuruh kedua temannya ke tepi pantai sementara dia (korban) tetap lanjut mencari ikan. Permintaan korban beralasan karena kedua saksi tersebut tidak tahu berenang" terang Kasat Reskrim.
Masih menurut saksi, karena lama menunggu korban yang tidak muncul-muncul, merekapun memutuskan untuk mencari korban di tepian jalan sepanjang pantai rakatar.
"Keduanya mencari korban hingga larut malam tapi tidak kunjung ketemu. Karena disekitar pantai juga tidak ada penerangan, keduanya memutuskan pulang kembali ke Atambua dan keesokan harinya pas kembali ke raikatar, baru tahu korban ditemukan meninggal terapung dilaut"urai Kasat Reskrim.
Dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis RSUD Atambua, ditemukan kulit badan korban yang terkelupas, kelopak mata rusak serta mulut dan hidung yang mengeluarkan buih bercampur darah. Namun dokter menyimpulkan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Kesimpulan dokter tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kulit wajah dan tubuh yang terkelupas terjadi akibat terendam dan terkena hempasan ombak air laut, kemudian kelopak mata korban rusak akibat pembuluh darah pecah sehingga mulut dan hidung korbanpun mengeluarkan buih bercampur darah" terang Kasat Reskrim.
Setelah mendapatkan penjelasan dari pihak medis, keluarga korban memutuskan untuk tidak melakukan otopsi dan menerima kematian korban sebagai takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan.
"Dari Kita dan juga pihak dokter sudah memberikan keterangan kepada pihak korban dan jawabannya mereka
menerima kematian korban dan menganggap peristiwa itu sebagai takdir Tuhan"kata Kasat Reskrim.
"Terlepas dari itu, kita akan tetap lakukan penyelidikan guna mengetahui secara pasti penyebab dari meninggalnya korban. Apa karena kelalaian dari korban sendiri ataukah ada campur tangan orang lain yang sengaja mencelakai korban" ungkap Kasat Reskrim.