Bisa menempuh pendidikan di luar negeri, apalagi di Negara-negara maju seperti China, Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan Negara-negara Maju lainnya tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi sebagian besar anggota Polri.
Hal ini dirasakan oleh Kasat Intelkam Polres Belu Polda NTT Inspektur Polisi Satu (Iptu)
Albertho Heru Ponato, SIK
, yang dikirim ke Negeri Tirai Bambu China oleh Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri dalam rangka Training Program
ASEAN Countries On Combating Organized Illegal Border Crossing
(membahas tentang pemberantasan organisasi kejahatan lintas batas negara).
Bersama dengan perwakilan Delegasi Negara ASEAN lainnya yakni Malasyia, Vietnam, Thailand, Filipina, Mynmar, Kamboja, Laos, Singapura dan China selaku tuan rumah, Iptu Albertho menjalani training selama 2 (dua) minggu dari tanggal 21 Juni s/d 5 Juli 2016, di Guangxi Police Collage Nanning, Tiongkok, salah satu Universitas Kepolisian milik China.
Sebelum di kirim ke China, Kasat Intelkam Polres Belu Iptu Albertho harus menjalani tes bahasa Inggris menyangkut listening, writing dan interview. Dari sekian banyak personil yang menjalani tes tersebut, Iptu Albertho di nyatakan lulus dan layak dikirim untuk mengikuti training tersebut. Salah satu Wakil Indonesia lainnya yang juga dikirim ke China adalah Iptu Muhammad Yasin, SIK, Panit 1 Subdit II Ditreskrimsus Polda Kalimantan Barat.
"Rasanya mimpi bisa lolos dan menjadi salah satu Wakil dari Polri untuk join kegiatan Internasional di Tiongkok. Dari Indonesia yang dikirim cuma 2 personil dan di China banyak sekali ilmu yang Kita dapatkan dan berbaur dengan orang-orang hebat dari Delegasi Negara Asean. Kita saling tukar informasi khususnya terkait dengan penanganan permasalahan kejahatan lintas batas negara" kata Iptu Albertho.
Selama 2 (dua) minggu menimba ilmu disana, para peserta berjumlah 21 orang mendapatkan tambahan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan dalam permasalahan Illegal Border yang dilatih oleh pendidik dari Universitas Guangxi Police Collage Nanning, Detasemen anti teror Quangxi dan China's People Armed Police Foece Academy. Selain itu, peserta juga di berikan pengetahuan tentang segala hal mengenai kebudayaan China serta sejarah perkembangan Korea.
"Kepolisian di China berada di bawah Ministry Of Public Security sehingga dalam setiap permasalahan masyarakat langsung ditangani Kepolisian. Disana, semua elemen baik itu Pemerintah, Kepolisian maupun perusahaan mengunakan digital sehingga semua system dapat terintegrasi dengan baik dan dapat diatasi dengan baik. Untuk penanganan Illegal Border, mereka menerapkan aturan sendiri bagaimana melakukan evolusi exit dan entry Border yang pada intinya berbeda dengan di Indonesia. Mereka sangat serius dalam mengawasi dan mengatur keluar masuk warga asing yang kesana" terang Iptu Albertho.
"Kita juga di ajak berkunjung ke Exhibition Hall Guangxi City.Banyak sekali benda-benda bersejarah sekaligus berisi perkembangan sejarah Guangxi City mulai dari geografi, demografi dan budanya yang berkembang bertahun-tahun. Kita juga diajari dasar-dasar Tai Chi, berkunjung ke Kota wisata Guillin City dan Kota Yangshuo Country. Yang lebih serunya juga Kita dilatih huruf China. Pokoknya bangga dan senang karena banyak pengalaman baru yang Kita dapatkan dalam training ini" lanjut Iptu Albertho.
Terkait apa yang sudah didapatkan dari Training ini, harapan Kasat Intelkam Polres Belu kepada Polri dan Stake Holder perbatasan, untuk lebih mengintensifkan koordinasi dan kerja sama dengan para ahli dan akademisi di bidang perbatasan.
"Kita diperbatasan perlu adanya MOU/kesepakatan bersama dengan stake holder yang ada agar bisa secara intens membahas dan menentukan komposisi yang pas dalam menangani ataupun mencegah kejahatan lintas batas. Saya kira, Personil yang ada dibatas juga perlu ditambah agar pengawasan terhadap kejahatan lintas batas dapat dimonitor dengan baik. Mereka juga perlu dilatih secara khusus dalam hal penanganan kejahatan ini agar tidak salah dalam bertindak"harap Kasat Intelkam Polres Belu.