Tribratanewsbelu.com-Polda NTT,
Kasus pencurian 7 ekor sapi yang terjadi di wilayah perbatasan RI-RDTL, sabtu (2/12/17) dini hari tepatnya di desa Tohe, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, telah terungkap.
Pengungkapan kasus pencurian sapi oleh aparat Polsek Raihat hanya berselang 2 hari pasca kejadian, bermula dari laporan dari sang pemilik sapi Dominggus Kali, warga Sekutren, desa Tohe.
Berangkat dari laporan Dominggus, Kapolsek Raihat IPTU Yohanes N. Seran, S.Sos bersama anggota langsung melakukan penyelidikan di sekitar lokasi persawahan Weraikuak, Desa Tohe, tempat dimana ketujuh sapi tersebut diikat.
Pencarian ketujuh sapi yang hilang oleh aparat bersama sejumlah keluarga korban pada hari sabtu (2/12/17) siang hingga malam mendapati sebuah petunjuk berupa jejak kaki dari sapi dan juga jejak kaki manusia.
"TKp nya kan di daerah persawahan, jadi kalau ada jejak kaki pasti nampak dipermukaan. Dari situ, kita ikuti jejak kaki yang kita temui selama pencarian"kata Kapolsek.
Karena hari sudah beranjak malam, pencarian akhirnya dilanjutkan pada keesokan harinya, minggu (3/12/17). Pencarian dilakukan dari area persawahan hingga ke kali Malibaka, Turiskain, Kec. Raihat, yang berbatas langsung dengan Tunibibi, Maliana Timor Leste.
"Di pinggir kali Malibaka, Kita juga dapati jejak kaki. Berangkat dari situ, Kita tarik kesimpulan kalau sapi-sapi tersebut dibawa ke Timor Leste"terang Kapolsek.
Saat itu juga, Kapolsek Raihat langsung melakukan kordinasi dengan
Komandan Pos UPF-RDTL Tunubibi John Bello
. Melalui telephon seluler, Kapolsek Raihat membeberkan kronologis hilangnya 7 ekor sapi sekaligus ciri-ciri sapi yang dimaksud.
"Sesuai dengan keterangan dari korban, bahwa dibadan sapi ada cap MK dan cap FD sementara 2 ekor sapi yang masih kecil tidak ada capnya. Itu yang Kita sampaikan ke pihak UPF sebagai petunjuk"kata Kapolsek Raihat.
Kerja sama antara pihak keamanan kedua negara akhirnya membuahkan hasil. Ketujuh sapi yang hilang berhasil didapatkan oleh Pihak UPF pada senin (4/12/17).
Menurut keterangan pihak UPF, 2 ekor sapi yang hilang didapati dari salah satu rumah warga di Tunubibi sedangkan 5 ekor lainnya sudah dibawa ke pusat kota Maliana, distrik Bobonaro.
"Awalnya ketemu 2 ekor di Tunubibi. Setelah diinterogasi oleh anggota UPF, warga yang menyimpan 2 ekor sapi ini akhirnya mengaku kalau sisanya sudah dibawa ke Maliana oleh teman mereka. Setelah kroscek ke Maliana, ternyata 5 ekornya betul ada disana"terang Kapolsek.
Tujuh ekor sapi yang berhasil ditemukan pihak UPF, akhirnya diserahkan kembali pada selasa (5/12/17) didepan pos UPF Tunubibi, pinggir kali Malibaka.
[caption id="attachment_20767" align="alignleft" width="894"]
Anggota Polsek Raihat membantu menggiring sapi dari wilayah Tunubibi melewati kali Malibaka[/caption]
Penyerahan ketujuh ekor sapi, sekitar pukul 16.00 wita dilakukan oleh Komandan pos UPF-RDTL Tunubibi John Bello kepada Danki Pamtas Yonif 712/WT Lettu Inf. Alvian Rimbing dan Kapolsek Raihat Iptu Yohanes N. Seran, S.Sos.
Penyerahan yang berlangsung di Pos UPF Tunubibi turut disaksikan Dominggus Kali (pemilik sapi, anggota Bhabinkamtibmas desa Tohe Brigpol Yusran, Danpos Brimob Turiskain, Anggota UPF-RDTL Pos Tunubibi, serta puluhan masyarakat yang berada di pinggir kali Malibaka.
"Sapi-sapinya diserahkan dalam keadaan sehat dan utuh, cuma ada sedikit luka di bagian capnya karena si pencuri berniat menghilangkan cap yang ada ditubuh sapi"ungkap Kapolsek.
Hingga berita ini diturunkan, warga Timor Leste yang diketahui menyimpan sapi-sapi curian, kini sedang dalam pemeriksaan aparat Kepolisian Maliana.