Coba Bunuh Diri dengan Sebilah Parang, Nyawa Pria Asal Sadi Terselamatkan Berkat Respon Cepat Polsek Tasifeto Timur Polres Belu
 
                        Kesigapan personel Polsek Tasifeto Timur, Polres Belu Polda NTT dalam menyelamatkan seorang warga yang diduga melakukan percobaan bunuh diri patut di apresiasi.
Personel Kepolisian dibantu anggota Babinsa TNI dan masyarakat berhasil menyelamatkan nyawa DMB (51) yang diduga mencoba mengakhiri hidupnya menggunakan senjata tajam di kediamannya di dusun Kopan, Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, kamis (30/10/2025).
Kapolres Belu, AKBP I Gede Eka Putra Astawa, S.H.,S.I.K melalui Kapolsek Tasifeto Timur, IPDA Yusran menuturkan, sebelum diselamatkan, korban pertama kali terlihat oleh warga berdiri mondar mandir dipinggir jalan depan rumahnya dengan kondisi leher sudah terluka dan berlumuran darah.
Masyarakat yang melihat kejadian tersebut lanjut Kapolsek, tidak berani mendekatinya sampai korban terkapar dengan sendirinya didepan rumah.
"Sekitar pukul 10.45 wita, masyarakat setempat geger melihat korban berdiri mondar mandir depan rumahnya dalam kondisi leher terluka dan berlumuran darah. Masyarakat yang ada disekitar situ takut mendekat sampai korban terkapar didepan rumah"tutur Kapolsek.
"Mendapat informasi dari warga, Saya bersama sejumlah anggota langsung ke TKP., Dan sesuai informasi yang kita dapat, korban kita temukan dalam kondisi terkapar dan lemas karena luka sayatan di lehernya. Saat itu juga, kami amankan TKP dan juga barang bukti. Karena tidak ada mobil, korban kita evakuasi menggunakan sepeda motor menuju RSUD Atambua agar mendapatkan pertolongan segera"tambah Kapolsek.
 Kapolsek Tasifeto Timur menyampaikan, korban saat ini masih menjalani perawatan insentif di RSUD Mgr.Gabriel Manek,SVD Atambua akibat luka di lehernya.
Kapolsek Tasifeto Timur menyampaikan, korban saat ini masih menjalani perawatan insentif di RSUD Mgr.Gabriel Manek,SVD Atambua akibat luka di lehernya.
"Beruntung korban segera kita evakuasi karena kalau lama dibiarkan korban bisa meninggal dunia. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihak RSUD Atambua, korban mengalami Luka dileher dengan Panjang 6 Cm dan lebar 3 cm sehingga harus mendapatkan perawatan intensif"ungkap Kapolsek.
"Sementara ini Kami belum mengetahui penyebab pastinya korban melakukan percobaan bunuh diri dan tidak ada saksi yang menyaksikan secara langsung saat percobaan bunuh diri itu terjadi. Namun korban sendiri mengakui bahwa dirinya sendiri yang menggorok lehernya menggunakan sebilah parang dimana parang tersebut sudah kita amankan sebagai barang bukti"tambahnya.
Kapolsek Tasifeto Timur menjelaskan, dari keterangan istri korban, Yuliana Abu Leto (47), sebelum kejadian tersebut, korban terlihat gelisah dan menyuruh istri bersama anaknya pergi dari rumah.
"Pada rabu (29/10/25) malam sekitar pukul 21.00 wita, korban tiba-tiba gelisah tanpa sebab dan tiba-tiba menyuruh istri dan anaknya untuk pergi sembari berkata "ada orang yang mau datang". Karena merasa takut, Si istri bersama anaknya kemudian pergi dan menginap di rumah saudarinya yang letaknya tidak jauh dari rumah korban"jelas Kapolsek.
"Dan dari pengakuan istrinya kalau korban ini juga pernah diperiksa ke rumah sakit dimana hasil pemeriksaan dari dokter bahwa korban ada mengalami gangguan saraf di kepala"tambah Kapolsek.
Sementara menurut keterangan masyarakat setempat, korban sehari hari beraktivitas seperti biasa namun apabila sakitnya kambuh, korban sering membawa parang sambil marah marah tanpa sebab.
"Masyarakat sekitar menjelaskan bahwa sehari-hari korban beraktivitas normal sebagai petani, namun ketika penyakit saraf yang dideritanya kambuh, korban sering membawa parang dan terlihat marah-marah, sehingga membuat warga sekitar merasa takut"ungkap Kapolsek.
"Terlepas dari itu, kita masih menunggu pulihnya korban untuk meminta keterangan lebih lanjut sehingga kita bisa mengetahui secara pasti apa yang menjadi sebab korban melakukan tindakan nekat tersebut. Untuk situasi di TKP hingga saat ini aman terkendali"pungkas Kapolsek.
Terkait kejadian tersebut, Kapolsek, IPDA Yusran mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan mental, menghindari tindakan yang membahayakan diri sendiri, serta segera mencari bantuan apabila menghadapi tekanan atau masalah berat.
"Peristiwa tragis ini menjadi peringatan penting untuk selalu memperhatikan kesehatan mental, baik pada diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita. Jika masyarakat melihat atau mengenal seseorang yang mengalami tekanan mental atau depresi, segera cari bantuan profesional"imbau Kapolsek.
“Kami siap membantu kapan pun masyarakat membutuhkan, baik dalam kondisi darurat maupun memberikan langkah preventif sehingga masyarakat tidak sampai berbuat sesuatu yang dapat mengancam atau sampai merenggut nyawanya sendiri"pungkas Kapolsek.
Tindakan cepat ini menjadi bukti nyata komitmen Polsek Tasifeto Timur dalam memberikan pelayanan kemanusiaan, tidak hanya di bidang keamanan, tetapi juga dalam penyelamatan nyawa masyarakat.

 
                        
 Humas Polres Belu
                                    Humas Polres Belu                                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
         
         
         
         
         
        

 
                             
                             
 
 
 
                             
 
                             
 
                             
                             
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
        