Dalam rangka mengevaluasi besaran indeks tunjangan khusus bagi anggota yang bertugas di wilayah perbatasan RI- Timor Leste,
Tim peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Polri, dalam dua hari terakhir berada di wilayah hukum Polres Belu.
Dihari pertama supervisi, Tim yang dipimpin Kombes Pol. Drs.M.Asrul Aziz, M.AP, mengadakan tatap muka di aula Wira Satya Polres Belu yang dihadiri para Kabag, Kasat, Kapolsek perbatasan, serta 30 anggota Bhayangkari dari enam Polsek perbatasan, yang dihadirkan untuk menjadi responden dalam penelitian.
Sementara di hari kedua, kamis (28/3/19), kegiatan supervisi dilanjutkan dengan turun melakukan peninjauan dan penelitian di dua polsubsektor perbatasan yakni Motamasin Sektor Kobalima dan Motaain Sektor Tasifeto Timur.
Selain mengevaluasi besaran indeks tunsus perbatasan, Kapolres Belu AKBP Christian Tobing, SIK.M.Si kepada Humas mengatakan, kedatangan tim litbang mabes Polri juga bertujuan melihat kondisi riil personil serta sarana prasarana sebagai pendukung tugas Polri di perbatasan.
"Untuk di Polres Belu, ada enam Polsek yang mendapatkan tunsus perbatasan sehingga Tim datang melakukan penelitian disini. Mereka datang ingin mengukur dan menganalisa secara langsung apakah tunsus yang diterima, sudah memenuhi kesejahteraan atau belum baik itu sandang, pangan dan papan"kata Kapolres Belu.
"Dan penelitian menyangkut hal-hal tersebut dan lainnya tersaji di lembar quisioner yang sudah dibagikan. Semua pertanyaan harus diisi dan dijawab jujur oleh responden. Begitupun juga sarana prasarana yang ada diperbatasan, juga dijadikan bahan penelitian oleh tim "lanjut Kapolres Belu.
Hasil dari penelitian tersebut kata Kapolres, akan dijadikan landasan atau bahan evaluasi bagi pimpinan untuk mengambil kebijakan lebih lanjut berdasarkan bukti atau sebagai alat pembanding kinerja yang objektif.
Dalam kunjungan kerjanya ke wilayah hukum Polres Belu, Kombes Pol. Drs.M.Asrul Aziz, M.AP didampingi Dr.Mulyana, M.S, AKBP Galih Indra Giri, S.I.K, AKBP Wadi, SH.,MH dan IPDA Gustika Sitanggang.