Tribratanewsbelu.com-Polda NTT,Terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar keyakinan, doktrin, dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat.
Dari hal tersebut, dapat dikatakan bahwa radikalisme merupakan embrio lahirnya terorisme karena Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkir balikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem.
Hal ini diutarakan Kapolres Belu Akbp Michael Ken Lingga, SIK, dalam dialog publik pencegahan penyebaran paham radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Kesbangpol Propinsi NTT di Aula Hotel Paradiso, Senin (27/2/2017).
Memiliki sikap dan pemahaman radikal saja lanjut Kapolres Belu, tidak mesti menjadikan seseorang terjerumus dalam paham dan aksi terorisme. Motivasi lain akan muncul karena disebabkan oleh beberapa faktor dalam negeri dan Internasional serta kultural.
Faktor domestik kata Kapolres yakni kondisi dalam negeri yang semisal kemiskinan, ketidakadilan atau merasa Kecewa dengan pemerintah sedangkan faktor internasional, yakni pengaruh lingkungan luar negeri yang memberikan daya dorong tumbuhnya sentiment keagamaan seperti ketidakadilan global, politik luar negeri yg arogan, dan imperialisme modern negara adidaya.
Sedangkan faktor kultural lanjut Kapolres, yang sangat terkait dengan pemahaman keagamaan yang dangkal dan penafsiran kitab suci yang sempit dan leksikal (
harfiyah
). Sikap dan pemahaman yang radikal dan dimotivasi oleh berbagai faktor di atas seringkali menjadikan seseorang memilih untuk bergabung dalam aksi dan jaringan terorisme.
Terkait dengan paham Radikalisme dan Terorisme yang sangat mungkin masuk ke wilayah Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Timor Leste, Polres Belu sejauh ini sudah mengambil langkah pencegahan dan deteksi dini diantaranya aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat, pendekatan dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan juga tokoh adat.
”Meski hingga saat ini paham radikal dan terorisme tidak ada, namun langkah-langkah deteksi dini maupun pencegahan, selalu kita laksanakan. Dengan menurunkan personil, baik dari Satgas Intel maupun Satgas Binmas. Kita turunkan Bhabinkamtibmas di kota maupun di desa-desa, dengan memberikan penyuluhan atau sosialiasi tentang paham radikal & terorisme kepada masyarakat" kata Kapolres.
Kegiatan bertajuk sinergitas pemerintah dan masyarakat dalam rangka pencegahan bahaya radikalisme dan terorisme, dibuka oleh Wakil Bupati Belu Drs.J.T Ose Luan, dihadiri Kaban Kesbangpol Propinsi NTT Dra.Sisilia Sona dan Uskup Atambua Mgr. Dominikus Saku, Pr, dengan peserta dialog berasal dari Kodim 1605/Belu, Polres Belu, Imigrasi, tokoh agama, adat, perempuan, masyarakat, pemuda dan LSM.